Minggu, 02 Oktober 2011

Islam – Sahabatku, Berjuang Menjadi Muslimah


Islam - Sahabatku, Berjuang Menjadi Muslimah
Bismillahirrohmaanirrohiim…
Akhwatifillah dan ikhwatifillah, sahabat-sahabat saya dalam dakwah, semoga Allah selalu merahmati kita dalam keteguhan dakwah, semoga ukhuwah ini tetap sebagai jalan menjalin silaturahmi untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Salam dari saya untuk antum yang sedang berjibaku dengan dakwah dan untuk antum yang sedang dalam proses “restorasi” pribadi biasa menjadi pribadi islami. Mari besama-sama tumbuhkan semangat dalam diri ini untuk menjadi seperti sahabat Rasul SAW, Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar ibn Al Khaththab, Utsman ibn Affan, ‘Ali ibn Abi Thallib, ‘Abdurrahman ibn ‘Auf, semangat Khadijah, ‘Aisyah, dan masih banyak yang lain. Semoga Allah merahmati beliau semua dan merahmati kita dengan petunjuk-Nya. Aamiin.
Langsung saja, saya punya cerita, ini kisah nyata tentang sahabat saya yang saat ini sedang dalam proses “restorasi” tersebut, tak perlu disebut namanya, semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini, untuk sahabat saya tetap istiqomah ya, Allah selalu dekat, bahkan lebih dekat dari urat leher kita. Dia seorang mahasiswi di sebuah universitas negeri di Indonesia. Dia berjilbab yang modis dan tren saat ini yang kayak anak muda zaman sekarang. Baik, begini ceritanya… Sudah hampir kebiasaan kalau di zaman sekarang, yang namanya anak muda itu “pacaran”, “kalau gak pacaran gak keren”, ada yang bilang seperti itu, tapi apalah namanya itu realita saat ini. Virus merah muda, “pink virus” bahasa kerennya, sudah menjadi tren saat ini, jadi tidak aneh kalau antum  punya teman yang pacaran. Nah, virus ini pun juga menjangkiti sahabat saya ini, dia menjalani tren global yang memang sedang “booming”. Tak apalah, itu masa lalu dan akhirnya sahabat saya sadar akan kesalahannya memilih tertular virus ini.
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan durhaka dan jalan ketaqwaannya.” (Q. S. Asy Syams [91]: 8 )
Sekarang kita tinggal pilih aja antara salah dan benar, berpacaran atau tidak. Kita diberi akal pikiran dan hati untuk mempertimbangkan setiap keputusan. Dan sahabat saya memilih untuk tidak berpacaran dan meninggalkan dunia merah muda tadi ke jalan yang diridhoi-Nya. Semoga Allah meneguhkan niatnya. Dalam diri sahabat saya ini terjadi konflik, antara meneruskan atau tidak, dia merasa yakin seyakin-yakinnya, tapi terkadang ragu-ragu, banyak teman-temannya yang mengatakan dia aneh dengan perubahan itu. Ya benar, dia ingin menjadi muslimah yang baik.
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan mencegah diri dari hawa nafsunya, maka surgalah tempat tinggalnya.” (Q. S. An Naazi’at [79]: 40-41)
Hawa nafsu, benar, itulah dasar orang pacaran dan begitu pun sahabat saya ini. Dia sadar itu hawa nafsu yang mengajaknya menjalani muamalah yang tidak islami. Semoga kita bisa terhindar ya… Sebuah kesadaran dari seorang akhwat yang penting untuk mengawalinya sebuah perubahan. Dia ingin menjadi muslimah yang baik. Suatu malam hp saya bunyi, “kring, kring, kring”, efek dramatis mode on, saya lihat pukul 19.47, dari penelpon tertulis “privat no.”, dalam hati bertanya-tanya, ya sudah saya angkat. Ucapan pertama yang sudah biasa dan semestinya kita ucapkan “Assalamu’alaikum” dan dia menjawab sesuai jawabannya. Dia menangis, dia menangis selama hampir 2 jam, dia cerita banyak hal. Waktu pun berjalan, ngobrol tentang gimana menjadi muslimah, dia ingin berubah dan sebagainya, akhirnya malam itu juga dia niatkan untuk berubah, malam itu juga dia putuskan pacarnya, malam itu juga dia putuskan untuk memakai jilbab panjang, malam itu juga dia memutuskan untuk menutup aurat, kecuali telapak tangan dan wajah,eits…sedikit tambahan, banyak akhir-akhir ini teman-teman kita berjilbab tapi telapak kakinya tidak tertutup, kan sayang, kan itu juga aurat, jadi ana berharap teman-teman bisa ditutup ya, maaf kalau menurut antum salah, tapi ini keyakinan saya. Balik ke cerita, dia pun bulan berikutnya memutuskan untuk pindah kos ke sebuah yayasan islam, sebuah tempat tinggal yang bernuansa islami selain untuk menjaga hati juga untuk memperdalam islam juga, maaf ya kawan kalau salah sebut nama yayasannya,hehehe…
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q. S. Al Ahzaab [33]: 59)
Berjilbab membuat seorang muslimah lebih anggun dan dihormati, tapi yang terpenting adalah hati. Jika hati berjilbab, pesona seorang muslimah akan semakin indah yang akan memukau para syuhada untuk menjadikan dia istri pendamping dakwah. Itulah motivasi dari sahabat saya, semoga kita juga memiliki semangatnya merestorasi jiwa. Tentang tuntutan menutup aurat untuk seorang muslimah juga tercantum di Surat An Nur ayat 31, silakan dibaca karena panjang ayatnya, mau diketik bisa kriting ne jempol, lha wong ngetiknya lewat hp, semoga ini bukan suatu ketidakikhlasan dari saya. Untuk ikhwannya silakan baca di Surat An Nur ayat 30 tentang menjaga pandangan karena rangsangan “listrik” itu timbul dari pandangan. Begitupun pacaran bisa terjalin berawal dari pandangan dulu. Kawan-kawan sekalian pasti tahu pacaran saat ini bagaimana. Naudzubillah…
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q. S. Al Israa’ [17]: 32)
Jangan mendekati zina, apa lagi berzina, naudzubillah. Zina itu banyak hal, zina mata, zina lidah, zina telinga, zina tangan, zina hati dan pikiran. Terkadang kita tak sadar telah melakukannya. Astaghfirullah…
“Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (Q. S. Al A’raaf [7]: 178)
Inilah hidayah, inilah petunjuk yang sahabat saya peroleh. Sebuah kesadaran yang jangan disia-siakan, Allah masih sayang sama dia, sama kita, jangan sampai yang datang bukan petunjuk, tapi laknat Allah untuk kita karena kita tak mengindahkan petunjuk-Nya. Semoga kita menjadi manusia yang selalu dirahmati Allah. Untuk sahabat saya, semoga kisah ukhti bisa menjadi pelajaran buat kami semua dan ukhti bisa tetap istiqomah. Untuk kawan-kawan semua, semoga kita senantiasa mendekatkan diri dengan Allah. Kalau ada salah ana mohon maaf. Jazakumullahu khairan katsira, semoga bermanfaat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar